Minggu, 14 Desember 2008

Muhasabah

MUHASABAH
Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru hijriyah dan tahun baru masehi,ada orang yang mengatakan kita tak perlu memperingati tahun baru masehi karena bukan tahun baru islam,terlepas dari perbedaan pendapat itu penulis,menyarankan kepada kita semua untuk melihat sama-sama surat Yaasin 36 : 38,tentang matahari yang beredar pada porosnya.Ini adalah patokan yang ditetapkan untuk perhitungan tahun baru masehi,apa artinya baik perhitungan hijriyah atau pun masehi sama-sama disandarkan kepada benda ciptaan Allah,yaitu bulan dan matahari.
Kita tidak melihat siapa yang pertama kali menetapkan tahun itu,tanpa ada matahari dan bulan mereka tak akan bisa menetapkan tahun itu,apa artinya ini,siapakah sesungguhnya yang menetapkan tahun itu,itulah Allah sang maha menetapkan.Penulis hanya ingin mengajak kepada kita semua kita kita berhadapan dengan tahun baru ini marilah kita mengevaluasi diri dalam bahasa agama kita kenal dengan muhasabah.
Rasulullah bersabda”barang siapa yang hari ini lebih baik dari pada hari kemaren dialah orang yang beruntung,siapa yang hari ini sama dengan hari kemaren dialah orang yang merugi,dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemaren dialah orang celaka”.
Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw.,bahwa beliau berkata,’orang yang pandai adalah yang menghisab dirinya sendiriserta beramal untuk kehidupan sesudah kematian.Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsu serta berangan-anganterhadap Allah swt.(HR.Imam Turmudzi)
Rasulullah menjelaskan syarat orang disebut cerdas adalah ada 2,yaitu:
1) Orang yang selalu mengevaluasi diri,baik sebelum melakukan sesuatu ataupun setelah melakukan sesuatu.Hasan Al-Basri mengatakan “Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berfikir di saat pertama ia ingin melakukan sesuatu.Jika itu karena Allah ia lanjutkan,dan jika bukan karenaNya ia menangguhkannya.Adapun mengevaluasi sesudah beramal adalah:
Ø Intropeksi diri atas berbagai macam ketaatan yang telah dilalaikan,yang itu adalah hak Allah,apakah amal itu dikerjakan dengan baik sesuai dengan ketentuan Allah atau dengan serampangan.
Ø Intropeksi terhadap amal yang lebih baik ditinggalkan dari pada dikerjakan
Ø Intropeksi terhadap hal yang mubah,Rasulullah bersabda yang menentukan kualitas keislaman seseorang adalah ketika dia sanggup meninggalkan hal-hal yang sepele.
2) Syarat yang kedua adalah orang yang selalu beramal untuk hidup setelah kematian,dalam surat Al-Hasr 59 : 18,Allah menjelaskan kepada kita tengoklah,evaluasilah apa yang kita telah persiapkan oleh kita untuk hari esok,hari setelah kematian.Lalu apa yang harus kita siapkan,maka Allah lebih lanjut menjelaskan kepada kita sesungguhnya sebaik-baikinya bekal adalah taqwa.
Sedangkan orang yang lemah juga ada 2 cirinya:
1. Orang yang selalu mengikuti hawa nafsu,nafsu adalah sesuatu yang membuat orang lupa mana yang baik dan mana yang buruk,nafsu tidak kenal hitam dan putih,nafsu adalah bagian dari kehidupan manusia,tapi tentunya tidak semua nafsu menjerumuskan manusia.Ada nafsu muthmainnah,yaitu nafsu yang membawa keselamatan kepada manusia.
2. Orang selalu berangan-angan akan mendapat ampunan Allah sedangkan ia tidak serius bertobat dari segala kesalahannya.

Umar r.a., mengatakan hisablah dirimu sebelum kamu dievaluasi oleh Allah kelak,sesungguhnya manusia yang mampu mengevaluasi diri didunia insyaallah dia akan merasa ringan di akhirat.Lalu apa yang harus kita evaluasi:
v Ibadah,sudahkah ibadah kita istiqomah,sudahkah kita ibadah sesuai aturan Allah dan RasulNya,sudahkah ibadah kita sesuai standar keilmuannya,atau jangan-jangan kita sangat jauh dari semua itu,bukankah Allah ciptakan kita buat beribadah,bukankah penglihatan ini dari Allah,bukankah tubuh ini dari Allah,bukankah hari ini kita bernafas dari Allah,lalu kenapa ketika Allah minta sedikit waktu kepada kita untuk beraudiensi kita enggan menemuinya?.Subhanaallah itulah kita sibodoh itu,itulah kita yang tak tau diri itu,itulah kita si munafik itu,maafkan kami Ya Allah,atas segala kelalailan dan keburukan kami.
v Rizki,Ibnu Mas’ud mengatakan Rasulullah bersabda,tidak akan bergerak tapak kaki anak adam pada hari kiamat sebelum ditanya,umurnya untuk apa dihabiskannya,masa mudanya,kemana dipergunakannya,hartanya darimana diperolehnya dan kemana dibelanjakannya,dan ilmunya sejauhmana pengamalannya.(HR.Turmudzi).
v Sosial,bagaimana hubungan social kita dengan masyarakat sekitar,apakah tetangga merasa senang dengan keberadaan kita atau justru sebaliknya.Rasulullah pernah bertanya kepada sahabat tetang orang yang muflis (bangkrut),sahabat mengatakan orang yang bangkrut adalah orang yang tidak punya dinar dan dirham,bukan itu yang aku maksud kata Rasulullah,orang muflis adalah orang yang membawa amal sholat,puasa dan haji serta ibadah yang lainnya,tapi karena suka mencaci,memaki,mendholimi orang kemudian amal ibadahnya diberikan kepada orang lain,sedangkan dosa mendholiminya masih ada maka keburukan orang ditimpakan kepadanya itulah orang muflis,demikian kara Rasulullah.

Faedah muhasabah
ü Mengetahui aib sendiri
ü Mengetahui hak Allah terhadapnya

Rasulullah bersabda,”Allah yang maha tinggi berfirman:Wahai anak adam,sesungguhnya jika kamu berdo’a kepada-Ku Aku akan mengampuni selururuh dosa-dosamu ,dan aku tidak peduli.Wahai anak adam,andaikan dosa-dosamu itu sampai kepuncak langit kemudian kamu meminta ampun niscaya Ku ampuni,Wahai anak adam,andaikan dosa-dosamu sebesar bumi seluruhnya,kemudian kau datang menemui-Ku ,dan tidak menyekutukan Ku,niscaya Aku datang kepada mu dengan ampunan yang lebih besar dari bumi selururuhnya.

Dan banyak hadits serupa yang menjelaskan begitu besar ampunan Allah kepada makhluknya,Ya Allah,begitu banyak dosa yang telah hamba perbuat,tak sanggup hamba mengungkapkannya,tapi hamba yakin ampunanMu melebihi segala-galanya,ampuni dosa hambuMu ini ya Allah.

Tidak ada komentar: